I am SO EXCITED when I found this book! Nggak nyangka bisa nemu versi cover yang ini, karena yang available di toko buku adalah yang agak merah warnanya dan nggak ada snowflake nya. This one is so pretty. Rejeki emang nggak kemana :") Awalnya liat buku ini di Instagram online shop yang jual buku-buku import, di section buku-buku winter, mulanya nggak ngeh sama buku ini. Cuma tau doang, "Oh What Light," udah gitu aja. Dan pilihan gue jatuh ke 'My True Love Gave to Me', nggak menyesal sama sekali tapi satu aja nggak cukup, kan? Haha. Setelah itu pada suatu kesempatan gue random keinget buku ini dan kayaknya pengen, baca sinopsisnya juga makin meyakinkan. Tapi belum beli juga. Lalu liat di Instagram online shop lain, eh kok covernya beda, yang ini biru dan waowwwww cantik sekali! Waktu itu sih belum ada biaya yang cukup untuk beli haha, dan keinginan untuk beli belum terlalu menggebu. Lalu di kesempatan yang lain gue liat di Gramedia Matraman pun covernya yang biasa. Gue sempet mau beli karena takut yang gue liat di Instagram itu bukan biru sebenernya, sama kayak yang biasa stocknya tapi fotonya aja beda. Tapi gue urungkan niat dan beli buku yang lain. Bulan berikutnya (abis gajian) gue contact itu online shop dan menanyakan apakah bener yang stocknya ada di dia adalah si cover snowflake ini. Pas gue screen capture postingannya dia jawab iya, tapi setelah gue tunjukkin foto yang biasa dan gue make sure bukan itu kan, dia jadi galau dan nggak yakin, katanya mau dicek dulu. Nah loh? Tapi setelah di cek ternyata bener yang snowflake ini. "Ya bener yang itu kok Sis. Mau Sis?" MAUUUUU... Look at this isn't this stunning...? Duh I really like it so much. One of the prettiest book cover I have ever seen. Banyak juga sih yang lain yang bagus, apalagi gue latah kalo udah biru pokoknya bagus haha. Sebenernya kurang sreg sama objek si wanita bercadar itu (wk) tapi warna biru dan snowflakenya gue amat sangat suka banget. Belum lagi embossing nama Jay Asher si penulis yang pake gold foil dan judulnya yang font, warna dan stylenya membuat gue semakin jatuh cinta. "Yaelah Pin cuma cover doang, isinya kan juga sama aja." Indeed, but as long as it makes me happier, then it's none of your bussiness, wek. Gue sebenernya agak mulai meragukan taste dan alasan gue memilih suatu buku adalah karena covernya biru. Bener deh awalnya gue udah commit bahwa buku yang penting adalah isinya, bukan warna covernya, kan planner udah biru semua, yaudah untuk hobi yang satu ini legowo in lah. Memang awalnya gue bisa toleransi kayak Dunia Sophie itu isinya ampun ampun ampun bagus banget dan meskipun covernya nggak biru gue tetep cinta. Tapi makin kesini, bukan faktor estetika yang dikejar sebenernya, tapi aduh ini mata nggak bisa diajak kerja sama, yang diliat cuma yang biru doang :( Untungnya sejauh ini buku-buku pilihan gue yang warna biru nggak ada yang mengecewakan. Kembali ke si 'What Light' tapi masih berkutat di cover. Gue yang sangat memuja covernya jujur agak kesulitan untuk mengcapture keindahannya meskipun menggunakan iPhone 6S gue, dipikir-pikir bukan salah hp nya sih. Kualitas gambar udah bagus, tapi entah kenapa dari cara pengambilan gue kayak kurang optimal, dan gue jadi makin tertekan karena nggak bisa mengabadikan keindahannya sehingga yang terlihat dari foto nggak sebagus apa yang gue lihat langsung, hiks. Look, I really tried but it seems never enough. Kemudian ke isinya, setelah gue baca sinopsisnya, klise sih, tapi buat gue 'menarik' adalah kata yang tepat untuk mendeskripsikannya. Meskipun sayangnya itu ngebuat endingnya jadi rada ketebak, meskipun nggak seluruhnya. Tapi misalkan contohnya gini, ketika di awal-awal Sierra deket sama yang namanya Andrew, we knew that it's not him, it's Caleb, because he's the one who it's name written at the back of the book. Dari sisi gue, rasanya nggak kebayang gimana kalo harus menjalani hidup kayak Sierra yang mempunyai dua kehidupan di dua tempat yang berbeda, dan hari raya selalu mempunyai rasa yang berbeda karenanya. Entah apakah bisa disamakan dengan mudik lebaran karena kalo mudik cuma beberapa minggu aja, dan apakah dia meninggalkan kesan yang dalam karena kesana adalah untuk silaturahmi dan 'pulang', berkumpul bersama keluarga besar dan rasanya kayak justru rumahnya disana. Home is where family at, right? Tapi yang Sierra jalani adalah kebalikannya, dia meninggalkan rumahnya untuk...mencari nafkah? Lah ngerantau dong, wkwk. If you ask me, I prefer Sierra's life in Christmas at California than the other one. Anyway sebagai orang yang tidak pernah merasakan mudik seumur hidupnya karena justru kerabat dari Medan dan Pekanbaru lah yang terbang ke Jakarta, gue mungkin nggak bisa berkomentar terlalu banyak. Tapi yang jelas, Jay Asher memang bisa menulis tentang tragedi dan menjadikannya sesuatu yang berbeda karena dengan suatu cara dia bisa tetap menaruh secercah harapan disana. Gue rasa ini konsisten dengan '13 Reasons Why' yang belum gue baca, tapi gue tau kenapa buku itu bisa jadi best seller. Jay Asher and his power to capture the another side of tragedy. Terlepas dari isi ceritanya, ini adalah salah satu buku dengan cara penyampaian teringan yang pernah gue baca, maklumlah ya bacaan gue kan masih dikit haha. Surely nggak sesantai 'Geek Girl - All Wrapped Up'. Tapi serius ini rasanya nggak berat untuk ngikutin alurnya. Alur dan cara penyampaiannya aja loh yaaaa...Bukan how you'll get devastated in the middle of reading, itu sih opini gue. Hehe Eh iya sehubungan dengan gue masih terobsesi sama bacaan bertema Winter, this coloring page bookmark juga cucok banget buat melengkapi, ya nggak? Hehe. I love how I can color them all blue. These coloring page bookmark you can find at By Dawn Nicole's website dalam beberapa postingan terpisah. Jadi...Demikianlah postingan gue malam ini tentang 'What Light' by Jay Asher. Next, gue mungkin akan ngepost tentang 'Winter Magic' atau 'Geek Girl - All Wrapped Up', masih bertema winter semua yah, haha.
Good night!
0 Comments
Leave a Reply. |
HOLA,Thank you so much for visiting my blog :) POSTS
March 2018
tags
All
|