There is no easy way to tell about this, even until few days after the visit I still don’t know what to feel.
Liburan kemarin, gue dan Widi memutuskan untuk coba sesuatu yang baru karena si mas ini tiba-tiba random kepikiran bahwa ada tempat penangkaran buaya di Cikarang, yang nggak jauh dari rumah kalau menggunakan mobil. “Is that open for public?” “Well…supposed to.” Then I got excited. Ketika nyampe, di depannya adalah tanah lapang yang luas, disambut oleh patung buaya yang luar biasa besar dengan tulisan “Taman Buaya Indonesia Jaya” That’s fascinating, yang membuat curiga adalah banyak spot untuk toko terpajang di depan yang tutup. Bukan, bukan kayak lagi nggak buka, tapi kayak udah bertahun-tahun nggak berpenghuni. Pintu masuk dan loketnya pun terlihat sangat tidak menjanjikan. This is not gonna be good… Begitu masuk, … Boy oh boy, gue nggak tau harus gimana bilangnya. Tapi kondisi taman ini sangat nggak mengenakan. I almost feel sorry for the visitors (like me). Gue pikir kondisi Kebun Binatang Ragunan yang kotor dan nggak layak is the worst, but this is.........this is it. Gimana coba kalo dilihat sendiri, dibawah ini adalah foto panorama dari yang tertangkap ketika melewati pintu masuk.
1 Comment
Kita salah naik MRT.
Udah gitu aja. Dan itu salah gue. Gue memilih MRT yang tidak harus transit karena rasanya gue lelah jalan, tapi ternyata yang kita naikin itu muter. Nggak ternyata sih, Widi sebenernya udah bilang, berhubung lagi sakit kepala jadi gue nggak dengan jernih mencerna kata-katanya, I just didn't thought that it would be that far. Sepanjang perjalanan gue harap-harap cemas apakah kita akan sampai tepat waktu. Sebelum berangkat nyokap gue udah bilang bahwa Widi harus ke Merlion, sayang kalo udah jauh-jauh kesana tapi nggak liat. I sait we'll try to look if the time is possible, tapi Widi teguh memegang kata-kata bahwa akan kesana (daaammnn man!) Akhirnya kita turun di stasiun apa gitu lupa. Bener-bener kita nggak tau jalan dan asal aja, deket banget dari Stasiun MRT nggak taunya keluarnya dimana coba, Clarke Quay maaaan dan itu deket banget. Entah kenapa waktu gue kesana bulan Oktober lalu harus jalan jauh banget dari Stasiun MRT yang berbeda. Gue kaget aja sih bahwa ternyata kita bisa sampe dan bisa ngeliat. Oh iya, news flash, gue belom pernah ke daerah Clarke Quay itu, 2 kali kesana, selalu dari dan ke bagian sebelah kanannya Merlion Park (Clarke Quay kan disebelah kirinya, hehe) and it was beauuutiful. Especially at night, gue seneng banget ngeliat sungai-sungai dengan lampu yang cantik-cantik. Gue sangat menikmati jalan kakinya yang terasa kayak di Hong Kong. Ini pun pertama kalinya gue ke Merlion pas lagi malem. Dan baguuuusss...Gue seneng juga karena Widi bisa ngeliat Merlion dan Marina Bay yang legendaris itu, I hope he likes it. Waktu nyebrang jalan kita bareng dengan serombongan tour yang jelas banget dari Indonesia, masih bawa-bawa luggage tapi langsung kesini dari airport gue rasa mereka masih jetlag juga kasian banget, setelah kami menikmati Merlion dan mau pulang gue lihat mereka ngemper di jembatan, yampun. Merlion Park at night was very beautiful indeed, meskipun lagi renovasi sehingga bagian bawahnya sedikit nggak keliatan, tapi tetep bersinar dan bagus. Mengingatnya lagi gue sayang karena terlalu terburu-buru disana, bener-bener udah telat banget, kalo seandainya kemaren kita telat naik pesawat, itu adalah gue terlalu banyak ngajak foto. Nikmatnya baru kerasa disini, saat inget bagusnya sungai dan ngeliat perahu-perahu yang pengen gue naikin. Bener deh, kalo malem itu suasananya beda dan...romantis? Hehe Tapi disana juga crowded banget pada saat itu, sehingga mau foto tanpa banyak orang dibelakangnya juga susah hehe. Tapi nggak papa. Daerah sana khas dengan gedung-gedung tinggi berwarna biru kesukaan gue, bahkan dulu gue lebih banyak foto disana dibandingkan di Merlion nya sendiri, hehe. Gue pengen ngajak Widi istirahat di bawah jembatannya sebenernya yang ada pohon permennya itu tapi obviously udah nggak keburu hehe. Jadi ya...udah deh segitu doang ceritanya haha. Orang cepet banget beneran deh. Diburu-buru waktu, jalannya pun setengah berlari karena every minute counts. Capek, tapi fun. Sakit kepala pun nggak terlalu berasa. Waktu yang sebentar tapi cukup berkesan. Semua jalan cepetnya worth it sih, karena rasanya Widi udah resmi deh ke Singapore, haha. Dan biasanya gue kuliah ngejar kereta, sekarang ngejar pesawat! At the glorious THE Changi Airport... *to be continued soon* *post is still unfinished*
We paid $18 for GrabCar, from Science Center to River Safari, I think the road that we took wasn’t supposed to be that far, kata Widi sih mungkin dia muter lewat tol…It was rain outside, salah satu hal yang membuat gue bersyukur naik Grab, maksudnya biar nggak sedih-sedih amat karena kita kehilangan $18 untuk begitu doang haha. Tapi bener-bener deh gue udah pusing banget dan capek… Abis itu kita turun di Jurong East dan berpikir “We’re screwed.” Karena seinget gue dulu tuh stasiun yang gue turunin itu ada di atas tanah, sementara ini ada di lantai 2! Dan kita Cuma harus jalan dan nyebrang dikit dari stasiun itu, sumpah deh seinget gue itu deket banget. Dan sekarang kayaknya kita jelas-jelas nggak ada disana, well maybe gue salah turun dan dulu tuh turunnya bukan di Jurong East, kemudian abis nanya sama petugas di stasiun katanya kita bisa jalan atau naik bis, tinggal nyebrangin mall besar, dan Science Center ada di baliknya.
"Singapore in one day?! You're crazy!" "I know." Kira-kira itu lah potongan percakapan gue dengan orang-orang yang tau bahwa gue akan ke Singapore Cuma sehari doang. Dan reaksi gue juga flat aja gitu, haha. Sejujurnya gue masih meragukan rencana pergi ini sampe ke H-1 kepergian. “This is a very stupid idea.” Gue masih agak-agak males dan merasa bahwa itu nggak worth it, Cuma buang-buang uang aja, mungkin pergi ke suatu tempat di Jawa Barat akan memberi sejenis rasa refreshing dan holiday vibe yang gue pengen. Tapi setelah menjalaninya kemarin, gue nggak menyesal. Singapore is amazing, and I would really love to come back again later if I had the chance. Berkali-kali ke Singapore, tapi kali ini adalah yang paling the best sejauh ini. Pengalaman dan rasanya beda dengan trip ke Singapore October kemarin. Bukan, bukan backpackerannya, tapi lebih ke tempat-tempat yang kita kunjungi kemarin, gue nggak heran sih bos-bos gue pada nggak amused dengan Singapore, karena destinasinya kurang greget. Gue pengen banget bisa ke How Par Villa nanti, dan bener-bener mendalami sejarahnya. Life is a never ending learning process, right?
The definition of comfort food maybe different for some people, but for me, it's got to be Yoshinoya's combo package which is a plate of beef yakiniku and chicken teriyaki with some vegetables, yum. I don't know what's the secret inside of them but for me that food is definitely different with other 'huge portion' meal that not also fulfilled my hunger but also makes me happy. And its 100 percent match for every mood, including the mad one! Yup, I wasn't so happy this morning until my boy had to took me to Summarecon Mall Bekasi to grab some beef and food is absolutely one of the right path to my heart (and stomach). And one meal surely enough to drove me to heaven, for me Rp. 44.000 exclude tax is a worth price for that satisfactory.
|
HOLA,Thank you so much for visiting my blog :) POSTS
March 2018
tags
All
|