Jadi kemaren gue tiba-tiba kepikiran bahwa Elsa versi anak kecilnya lucu juga. Ada 3 versi Elsa, yang pas dia masih kecil, pas coronation, dan yang jadi Ice Queen. Dan kemaren gue berkelana di Google mencari papercraftnya so I typed ‘Young Elsa Paper’, tapi yang muncul adalah sebuah berita, juju raja headline dan captionnya mengganggu gue. “You could never be Elsa” – Little girl in racist attack. Begitu headlinenya dari thecourier.com, dan caption di bawahnya menulis sebuah tanggal dan kutipan ‘Queen Elsa herself sends a personal video message to Samara all the way…’ Tau apa yang gue bayangin? That racist attack was came from Elsa or atau siapapun yang related dengan Disney secara official. This is bad, gue pikir. Tapi ketika gue baca artikelnya ternyata lain. Jadi ada anak kecil di Australia namanya Samara dan dia adalah orang Aborigin. One day dia pergi sama ibunya ke suatu wahana Disney dan dia make kostum Elsa disana, pas lagi ngantri buat masuk di depannya ada Ibu-ibu (bukan jamak) dan dua anaknya. Si ibu itu bilang ke Samara kata-kata yang “I don’t know why you’re dressed up for because Queen Elsa isn’t black,” tadi dan bilang begitu karena Samara berkulit hitam. Lantas ditambahin sama anaknya yang bilang “Black is ugly.” Keterlaluan banget, dikatakan disana bahwa Samara Cuma bisa menutupin mukanya karena malu. Ibunya Samara mengatakan bahwa Australia adalah salah satu tempat dengan perpaduan budaya terbanyak dan tentu aja tindakan ibu-ibu tadi sangatlah buruk. Hellooo, Aborigin itu kan suku asli Australia. Nggak kebayang deh betapa hancur perasaannya Samara dan hal itu berlanjut dengan Samara yang meratapi nasibnya dengan pertanyaan kenapa dia harus berkulit hitam. Anak sekecil itu udah dibully karena kulitnya oleh orang-orang nggak berpendidikan. Di umur segitu pola pikirnya masih sempit dan perihal dia nggak bisa jadi Elsa karena dia berkulit hitam akan sangat memenuhi ruang pikirnya dan itu nyakitin. Belum bisa kayak orang dewasa yang ketika diperlakukan secara rasis meskipun pasti bete tapi bisa tetep cool dan tau itu terjadi karena si orang yang rasis itu proses evolusinya dari monyet belom selesai (no saya bukan pengikut teori evlousi Darwin tapi suka aja kalimat tadi karena sarcasm enough haha), sementara Samara akan terpaku bahwa Tuhan memberikannya kulit hitam dan kata anak tadi bahwa hitam itu jelek. Kalo gue jadi ibunya Samara gue bakal moto ibu-ibu dan dua anaknya tadi terus gue sebarin di media social biar mereka malu. Eh tapi entar kenapa pencemaran nama baik ya? Aaah tapi gue berani bertaruh bahwa si ibu-ibu tadi juga akan kalah di pengadilan karena perilaku rasisnya. Terus ibunya Samara mulai menulis kejadian tersebut dan dia sebarkan hingga akhirnya banyak simpati berdatangan buat Samara. Gue setuju dengan pernyataan ibunya Samara yang bilang bahwa Disney adalah bukan tentang diskriminasi tapi tentang percaya sama mimpi dan hidup di dunia dimana mimpi itu bisa jadi kenyataan, so yah jelas aja Samara bisa jadi apapun yang dia inginkan terlepas dari suku dan warna kulitnya. Banyak orang yang masih perlu dididik tentang multikultralisme dan nggak ada orang yang terlahir rasis, itu adalah bagian dari perilaku dan bisa diubah. Ya ampun bahkan di Indonesia lo bisa liat Elsa pake kerudung yang menurut gue pribadi itu cukup konyol. Syukurlah karena ternyata Samara emang memiliki kepribadian layaknya seorang Elsa dalam dirinya. She is strong dan bangkit dari penindasan yang pernah membuatnya minder di usia yang masih kecil gitu. Semua dukungan yang sampe ke dia bisa ngebuat dia berbesar hati. Dia akhirnya bisa ‘Let It Go’ ke kejadian yang menimpanya. So proud of her! Tapi bagian yang paling keren adalah ada orang Disney yang make kostum Elsa dan ngirim video buat mengencourage Samara. Her mom said she was so happy ‘till her jaw dropped. Kalo gue bisa menyaksikan momen dimana Samara nonton video itu pasti gue akan nangis terharu :”) Dalam video itu si Queen Elsa bilang bahwa Samara bisa jadi siapapun yang dia inginkan and that’s right. Later dia sendiri diberi nama Princess Samara. Thank God masih banyak orang baik di luar sana yang bisa ngedukung Samara dan membantunya melewati masa-masa nggak enak itu. Eventually the cold never bothered her anyway~
Source: The Courier
0 Comments
Leave a Reply. |
HOLA,Thank you so much for visiting my blog :) POSTS
March 2018
tags
All
|